Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Menik. Andai saja
aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang
sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi
di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk
mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke
kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara
rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu
terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan
yang amat syur. Kulihat Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil
berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan
lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya
dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas
buah dadanya bergantian. Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil
mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah
dengan mata terpejam.